Mengenal evaluasi pembelajaran dan ANBK Pengganti UNBK

halo pembaca, selamat datang di blog ini👋

 

Di masa kini sering kali evaluasi disamakan dengan ujian dan penilaian.Ujian pada kenyataannya belum bisa menggambarkan makna dari kata evaluasi pembelajaran. Tes merupakan penilaian dengan pengambilan data dari siswa. Kemudian dari hasil tes bisa ditarik kesimpulan mengenai peserta didik.

Persoalan mengenai sistem pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional diharapkan mampu menjadikan manusia meningkat dalam hal keimanan, akhlak, pengetahuan dan keterampilan. Bila ditinjau dari tantangan pendidikan di Indonesia sangatlah beragam seperti pemerataan pengembangan kurikulum yang beorientasi pencapaian hasil dan sangat menekankan pentingnya penilaian hasil belajar sebagai bukti kompetensi yang dimiliki oleh siswa sudah dikuasi dengan baik dan sesuai dengan tujuan pendidikan.Berhubungan dengan adanya adanya tujuan pendidikan nasional berarti merujuk juga pada pemerataannya pada seluruh wilayah maka sagat perlu dikaji secara mendalam mengenao penilaian pendidikan dengan baik dan benar sesuai prosedur pendidikan yang berlaku.

Penilaian UN sekarang ini digantikan dengan ANBK. ANBK di gadang menjadi sebuah evaluasi yang dilakukan pemerintah untuk pemetaan mutu sistem pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah. Untuk itu pemerintah telah menggelontorkan begitu banyak dana demi mendukung segala program pembangungan pendidikan di Indonesia namun tetap tak lekang kendala dari waktu ke waktu seirama dengan perkembangan zaman.

Masalah pokok yang akan dibahas yakni mengenai pentingnya assesment anbk pada anak dalam satuan pendidikan di Indonesia….

Anbk merupakan singkatan dari assessment nasional berbasis computer yang menjadi bagian dari evaluasi pemetaan sistem pendidikan oleh Kemdikbud dari sd hingga sma guna meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan..

Asesmen Nasional dilaksanakan dengan 3 (tiga) instrumen yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi, Numerasi), Survey Karakter yang mengukur sikap keyakinan dan kebiasaan anak  dan Survey Lingkungan Belajar berupa aspek input dna proses belajar dalam satuan pendidikan.

Perlu ditelaah kembali jika assessment ini berlaku akan menimbukan beberapa masalah yang terjadi dalam proses kegiatan tersebut. Dalam borneonews.co.id menyebutkan adanya kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan  ANBK saat Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur menggelar Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Jenjang SMP Tahun 2022, pada hari selasa, 27 September 2022.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur mengemukakan bahwa beberapa sesi assesmen juga terjadi gangguan jaringan sehingga ujian terpaksa dilakukan ulang selain itu juga mengenai dana bantuan operasional sekolah yang  harus sesuai dengan Rencana kegiatan dan anggaran sekolah sebagai upanya menyelesaikan masalah ini.

Mataram(suara NTB) juga mengunggah simulasi kedua pada tanggal 8 - 11 agustus 2022 Simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) jenjang SMA mengalami kedala di beberapa sekolah di NTB moda on lineata semi online dimana siswa tak bisa login, aplikasi error, emty respons, laman tidak ditemukan maupun aplikasi menjadi loading lama  ditengah pengerjaan tugas.

Kantor kementerian agama kabupaten pekalongan juga mengungkap pada senin 31 oktober 2022 ketika kepala kantor kementerian agama kabupaten pekalongan melakukan evaluasi pelaksanaan assessment nasional berbasis computer tahun 2022 ini MI gondang dan MI YMI 01 Wonopringgo mnegalami kendala yang sama selama pelaksanaan ANBK yakni kurangnya perangkat sarana prasarana computer maupun akses internet berimbas pada anggaran yang dibutuhkan lebih besar. Kendala ini menyebabkan proses pelaksanaan assesmen nasional ini berjalan lembat dengan keterbatasan computer menyebabkan banyak guru madarah tersebut meminjamkan laptopnya guna memperlancar assessment tersebut  

Mati listrik juga turut mewarnai jalannya ANBK di wilayah palu utara dalam ANBK, Kepsek Keluhkan Listrik Padam  - HARIAN MERCUSUAR meski tak lama namun hal ini sangat meresahkan sejumlah sekolah

Dengan paparan masalah dan kendala terjadi selama proses pelaksanaan ANBK sangat diharapkan banyak digelarnya pelatihan-pelatihan teknis kepada petugas pelaksana ANBK atau guru yang terlibat , pemerataan kebutuhan perangkat ANBK seprti computer atau laptop pada setiap satuan pendidikan di Indonesia, serta diharapkan atas fasilitas sosialisasi materi ANBK pada peserta didik yang dilakukan oleh Kemenag ataupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Dari permasalahan diatas dapat kita pelajari bahwa

 

Hakikat Evaluasi Pembelajaran

A.Konsep dasar evaluasi pembelajaran

UU no 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

Dalam sebuah tes sering disamakan arti antara pengukuran (measurement) dan penilaian (assesment) padahal dua hal tersebut berbeda. Pengukuran(measurement) adalah proses menentukan kuantitas dari pembelajaran. Variable sebagai alat ukur dalam melakukan pengukuran pada peserta didik, sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan penilaian (assessment ) merupakan proses sistematis berkesinambungan menilai sesuai kualitas dari proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian dapat berupa keputusan tentang peserta didik seperti nilai yang akan diberikan, keputusan tentang kebijakan pendidikan dan kurikulum

 

Proses evaluasi dalam pendidikan

1. Input : bahan mentah yakni calon peserta didik yang baru memasuki sekolah

2. Transformasi : mesin yang mengubah dan menentukan berhasil arau gagalnya sebagai transformasi. Unsur transformasi(guru, metode mengajar dan sstem evaluasi, sarana penunjang dan sistem administrasi)

3. Output : bahan jadi yang dihasilkan yakni peserta didik lulusna sekolah

4. Umpan balik feed back adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Hal ini penting untuk memperbaiki input maupun transformasi

 

B.Ciri evaluasi dalam pendidikan

1. penilaian dilakukan secara tidak langsung. Sebagai contoh mengetahui tingkat inteligen seorang anak, akan mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal.

2. penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan bersifat kuantitatif artinya menggunakan symbol bilangan

3. penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan, unit-unit untuk satuan-satuan yang tetap karena IQ 105 termasuk anak normal.

4. penilaian pendidikan adalah bersifat relatif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain.

5. penilaian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan Kesalahan pendidik pada waktu melakukan penilaian sebab faktor subyektif, penilai untuk memberikan nilai secara “murah” atau “mahal”, “hallo-effect”, yakni adanya kesan menilai terhadap peserta didik, hasil yang telah diperoleh terdahulu, kesalahan yang disebabkan oleh kekeliruan menjumlah angka hasil penilaian anak yang dinilai juga bisa dipengaruhi oleh kekeliruan menjumlah angka, angka hasil penilaian, keadaan fisik dan nasib peserta didik. letak pada situasi dimana penilaian berlangsung suasana gaduh dan pengawasannya

 

C.tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran

evaluasi pembelajaran ditujukan untuk menilai efektifits strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulim, menilai dna meningkatkan efektifitas pembelajaran , membantu belajra peserta didik, mengidntifikasi kekuatan dna kelemahan peseta diidk serta menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan

1.Penilaian berfungsi selektif.

Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya untuk peserta didik yang dapat diterima di sekolah, naik kelas , beapeserta didik,dll

2.Penilaian berfungsi diagnotik.

Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan peserta didik. Disamping itu diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan

3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan.

adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap peserta didik sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan, yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan

4.Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.

Fungsi dari penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.

 

D. Objek Evaluasi Pendidikan

Aspek-aspek yang diperlukan dalam evaluasi terhadap peserta didik meliputi: aspek-aspek tentang berfikir,perasaan sosial,keyakinan sosial dan kewarganegaraan,apresiasi seni dan budaya, minat, bakat dan hobby, perkembangan sosial dan personal.

 

EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM PRESPEKTIF KURIKULUM 2013

A.Teori pendekatan saintifik

Berdasarkan Permendiknas Nomor 81A Tahun 2013 membuat tuntutan pada penerapan penilaian otentik pada proses pembelajaran ynag menggunakan model saintifik dalam kurtilas yang berdampak pada dikembangkannya standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi .

Pendekatan saintifik bertujan memahamkan anak didik dalam mempelajari dan menelaah materi pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah dari berbagai sumber belajar. Dalam kurikulumin anak disik diarahkan mencari ilmu dari berbagai macam sumber belajar yang tidak hana berasal dari guru. Peranan guru dalam hal ini teap diperlukan tetapi bantuan tersebut harus semakin berkurang bila anak didik semakin tinggi kelas.

Karakteristik pokok pendekatan saintifik

- Berpusat pada peserta didik

- Melibatkan kognitif yang potensial dalam mengkonstruksi konsep, hukum dan prinsip

- Melibatkan proses kognitif yang potensisal dalam merangsang keterampilan berfikir tingkat tinggi

- Pengembangan karakter peserta didik

 

Menurut teori belajar popular pendekatan saintifik dapat dijabarkan sebagai berikut

1. Teori piaget

Teori jean piaget (1896-1980) ini menganggap bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan pengembangan sebuah skema atau jamak skemata yang tetap dan tidak berubah . skema merupakan suatu struktur kognitif yang membuat seorang intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitar(Baldwin, 1967)

2. Teori bruner

Teori Jerome S. Bruner mengemukakan perkembangan inteltektual anak menjadi 3 tahap representasi yang urut

- Enaktif, segala perhatian anak tergantung respons

- Ikonic , pola piker anak tergantung organisasi sensorik

- Simbolik, anak mampu mengutarakan pendapatnya dengan bahasa

3. Teori Vygotsky

Teori Lev Vygotsky (1896-1934) menganggap pembelajaran terjadi bila anak didik belajr menanggani tugas yang belum dipelajari atau sedikit diatas kemampuan yang dimiliki namun masih berada dalam jangkauan kemmpuan (zone of proximal development)

 

B. penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran

Pendekatan saintifik menekankan adany aperubahan tatanan dan bentuk pembelajaran yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional. Kurikulum 2013 dalam Depdikbud memiliki 3 ranah yakni : sikap, pengetahuan dan keterampilan.Komponen kurikulum 2013 meliputi : mengamati menannya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajarana

 

C. Penilaian otentik

Pencapaian anak didik dalam kegiatan pendekatan saintifik maka penilaian otentik diterapkan. Penilaian ini memeberi kesempatan pada anak didik untuk menunjukkan kompetensi dalam pengaturan yang lebih otentik pada tugas kompleks dan kontekstual. Penilaian otentik atau alternative assessment pertama kali disuarakan oleh Grant Wiggins pada awal 1990. Tes dianggap gagal mendapat gambaran utuh mengenai sikap keterampilan dan pengetahuan anak didik dalam dunia nyata atau diluar sekolah. Pendapat wiggins didukung oleh ricard J. stiggins mengenai penilaian otentik yang meminta anak didik untuk menampilkan performa pada situasi nyata dan mempraktekkan keterampian dan pengetahuan sesuai kompetnsi spesifik yang dimiliki.

 

D. Perbandingan penilaian otentik dengan penilaian konvensional

 

Tujuan pendidikan menjadi pokok utama dalam proses pembelajaran. Namn dalam perjalanan untuk mencapai tujuan tersebut pembelajaran terjadi pandangan yang berbeda

Penilaian konvensional atau lebih sering disebut penilaian tradisional memusatkan pembelajaran hanya pada guru bukan pada siswa. Penilaian tradisionla ini sering menggunakan soal multiple choice, matching paper and pencil test and true false dimana anak didik hanya mengerjakan soal tertulis

Penilaian otentik menuntut siswa mendemonstrasikan pengetahuan keterampilan, melakukan aktivitas fisik dan koordinasi mental dnegan baik dan siswa juga dituntut menghasilkan jawaban atau produk yang dilandaskan pada pengetahuan teoritis dalam memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh tenaga pendidik. Pendekatan apapun yang digunakan dalam melakukan penilaian akan tetap memiliki kelemahan dan kelebihan.namun hasil belajarlah menjadi suatu pencapaian usaha belajra sisawa dalam aktivitas belajar yang menentukan tingkat keberhasilan pemahaman siswa

 

E. penilaian otentik dan tugas otentik

Penilian otentik atau alternative assessment atau tugas otentik

 

 

INSTRUMENT EVALUASI BENTUK TEST

Test menjadi alat pengukur prestasi hasil belajar. Melalui test dapat diketahui seberapa hasil dari usaha-usaha yang telah dilakukan siswa untuk memperluas khasanah pengetahuan. Test terbagi menjadi 3 bagian

 

1. Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay)

Test tertulis tentu seperti namanya tes ini berisi test yang membutuhkan uraian jawaban baik uraian bebas maupun terbatas yang mendorong kemampuan sisawa dalam memetakan, memecahkan menghubungkan dan membandingkan masalah untuk mengukur kecakapan dalam perpikir kritis tes bentuk uraian dibagi menjadi uraian terbatas (restricted respons items) dan uraian bebas (extended respons items).

Tes uraian sebagaimana dicontohkan di atas memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

a. Tes tersebut bentuk pertanyaan atau perintah yang menghendakijawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.

b. Bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntuk kepada tester untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membanding-kan,membedakan, dan sebagainya.

c. Jumlah soal butir uraiannya terbatas yaitu berkisar lima sampai dengan sepuluh butir.

d. Pada umumnya butir-butir soal uraian diawali dengan kata-kata, “uraikan”,…. “Mengapa”,….”Terangkan”,….”Jelaskan”,

4. Kalimat soal yang disusun hendaklah ringkas dan padat.

5. Sebelum tester mengerjakan soal hendaklah seorang tester mengemukakan

Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif

Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau dengan jalan menuliskan jawabannya contoh Melengkapi (Completion test), test objektif bentuk multifle choice test (pilihan berganda)

 

 

INSTRUMEN EVALUASI BENTUK NON-TES

 

Sejumlah hasil belajar menunjukkan betapa pentingnya sikap, pengetahuan dan keterampilan. Masing masing ranah hasil belajar memiliki alat ukur tertentu . untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif atau pengetahuan teoritis menggunakan tehnik tes. Sedang untuk mengukur hasil belajar ranah afektif menggunakan teknik tes perbuatan.hasil belajar ranah afektif atau sikap dan nilai hanya dapat diukur dengan teknik non-tes.evaluasi bentuk non tes ini berkaitan erat dengan hasil belajar kualitas pribadi dan keterampilan karena pada dasarnya kualitas pribadi dan keterampilan ini hanya dapat dievaluasi secara tepat melalui penampilan sebagai efek penguasaan domain keterampilan dalam bentuk non-tes. Termasuk jenis instrumen evaluasi jenis non-tes adalah observasi, wawancara, skala sikap, dan lain-lain

A. Daftar Cek

Penilaian unjuk kerja menggunakan daftar cek (ya - tidak). peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai

 B. Skala Rentang

Skala rentang memungkinkan memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Sangat disarankan penilaian dilakukan oleh 2 atau lebih penilai untuk memperkecil subjektivitas dan agar lebih akurat.

C. Penilaian Sikap

Sikap berawal dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/ objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponenkognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponenkognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik.

 

1. Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya ad aanak yang suka membaca buku bahasa asing maka kecenderungan anak adalah abahasa asing. Observasi perilaku di sekolah dapat memperguanakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan anak didik

2. Pertanyaan langsung

Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. teknik ini bermanfaaat dalam menilai sikap dan membina peserta didik .Misalnya, bagaimana tanggapan peserta tentang kebijakan kebersihan lingkungan yang baru disekolah maka dapat diamati bahwa respon tampil siswa dalam memberi jawaban dapat di simpulkan sikap peserta didik terhadap objek sikap

3. Laporan pribadi

Dalam menggunakan tehnik ini peserta di berikan tugas untuk mengulas pandangan atau tanggapannya mengenai maslaah keadaan atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya evaluasi dosen berupa ulasan mengenai kinerja dosen dalam 1 semester

 

D. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas dalam tenggat periode dan waktu tertentu. Tugas tersebut dibuat dengan investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk poster.

Pertimbangan penialaian proyek yaitu:

Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan. Relevansi atau Kesesuaian dengan mata pelajaran terhadap tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajaran. Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik

 

E. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat sproduk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.

Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan pesertdidik membuat produk-produk teknologi dan seni,

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap

- Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan,menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesainproduk.

- Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan pesertadidik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

 

F. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada pengumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik tersebut dapat berupa karya peserta didik

Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik

G. Penilaian Diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, dimana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.

Penilaian tunggal ini tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan karena interpretasi hasil tes tidak mutlak karena pada hakikatnya seorang anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

 

INSTRUMEN EVALUASI BENTUK NON-TES

Sejumlah hasil belajar menunjukkan betapa pentingnya sikap, pengetahuan dan keterampilan. Masing masing ranah hasil belajar memiliki alat ukur tertentu . untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif atau pengetahuan teoritis menggunakan tehnik tes. Sedang untuk mengukur hasil belajar ranah afektif menggunakan teknik tes perbuatan.hasil belajar ranah afektif atau sikap dan nilai hanya dapat diukur dengan teknik non-tes.evaluasi bentuk non tes ini berkaitan erat dengan hasil belajar kualitas pribadi dan keterampilan karena pada dasarnya kualitas pribadi dan keterampilan ini hanya dapat dievaluasi secara tepat melalui penampilan sebagai efek penguasaan domain keterampilan dalam bentuk non-tes.

Termasuk jenis instrumen evaluasi jenis non-tes adalah observasi, wawancara, skala sikap, dan lain-lain

A. Daftar Cek

Penilaian unjuk kerja menggunakan daftar cek (ya - tidak). peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai

B. Skala Rentang

Skala rentang memungkinkan memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian

nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Sangat disarankan penilaian dilakukan oleh 2 atau lebih penilai untuk memperkecil subjektivitas dan agar lebih akurat.

C. Penilaian Sikap

Sikap berawal dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/ objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponenkognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponenkognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik.

1. Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya ad aanak yang suka membaca buku bahasa asing maka kecenderungan anak adalah abahasa asing. Observasi perilaku di sekolah dapat memperguanakan  buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan anak didik

2. Pertanyaan langsung

Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. teknik ini bermanfaaat dalam menilai sikap dan membina peserta didik .Misalnya, bagaimana tanggapan peserta tentang kebijakan kebersihan lingkungan yang baru disekolah maka dapat diamati bahwa respon tampil siswa dalam memberi jawaban  dapat di simpulkan sikap peserta didik terhadap objek sikap

3. Laporan pribadi

Dalam menggunakan tehnik ini peserta di berikan tugas untuk mengulas pandangan atau tanggapannya mengenai maslaah keadaan atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya evaluasi dosen berupa ulasan mengenai kinerja dosen dalam 1 semester

D. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas dalam  tenggat periode dan waktu tertentu. Tugas tersebut dibuat dengan investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti

penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian menyiapkan

laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga dapat

disajikan dalam bentuk poster.

.Pertimbangan penialaian proyek yaitu:

- Kemampuan pengelolaan  Kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.

- Relevansi atau Kesesuaian dengan mata pelajaran terhadap tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajaran.

- Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya

E. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat sproduk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.

Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan pesertdidik membuat produk-produk teknologi dan seni,

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap

- Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan,menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesainproduk.

- Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan pesertadidik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

F. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan

pada pengumpulan  informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik tersebut dapat berupa karya peserta didik

Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik

 

G. Penilaian Diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, dimana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan pencapaian kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.

Penilaian tunggal ini tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan karena interpretasi hasil tes tidak mutlak karena pada hakikatnya seorang anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

 

Bibliography

Asrul., Ananda, R., & Rosnita. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media.

Dinas Pendidikan Barito Timur Evaluasi Pelaksanaan ANBK Jenjang SMP (borneonews.co.id)

Sejumlah Kendala Warnai Simulasi ANBK Gelombang Kedua | SuaraNTB

Kepala Kemenag Kab.Pekalongan Lakukan Monev ANBK Jenjang MI – Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan

ANBK, Kepsek Keluhkan Listrik Padam  - HARIAN MERCUSUAR

 

 

Comments